Tantangan keuangan yang dihadapi oleh usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Banyak faktor yang membuat UMKM sering mengalami kesulitan dalam mengelola keuangan mereka. Namun, hal ini sebenarnya bisa diatasi dengan langkah-langkah yang tepat.
Salah satu tantangan keuangan yang dihadapi UMKM adalah akses terbatas terhadap modal usaha. Menurut data dari Kementerian Koperasi dan UKM, sekitar 60% UMKM mengalami kesulitan dalam mengakses modal usaha. Hal ini tentu mempengaruhi kemampuan UMKM dalam mengembangkan usahanya.
Menurut Dr. Rhenald Kasali, seorang pakar manajemen dari Universitas Indonesia, “Salah satu cara mengatasi tantangan keuangan UMKM adalah dengan memanfaatkan berbagai sumber pendanaan alternatif, seperti pinjaman dari lembaga keuangan non-bank atau memanfaatkan layanan pembiayaan dari fintech.”
Selain itu, UMKM juga sering menghadapi masalah dalam mengelola arus kas dan mengatur keuangan mereka. Menurut survei yang dilakukan oleh Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI), sekitar 70% UMKM mengalami kesulitan dalam mengelola keuangan mereka dengan baik.
Untuk mengatasi masalah ini, Ahmad Zaky, CEO dari perusahaan teknologi keuangan Bukalapak, menyarankan agar UMKM menggunakan aplikasi keuangan yang dapat membantu mereka dalam mengelola arus kas dan membuat laporan keuangan secara lebih efisien.
Selain itu, pendekatan yang lebih proaktif dalam mencari solusi atas masalah keuangan juga diperlukan. Menurut Achmad Zaky, “UMKM perlu memiliki sikap proaktif dalam mencari solusi atas masalah keuangan mereka. Dengan mencari bantuan dan informasi dari berbagai sumber, UMKM dapat menemukan cara yang tepat untuk mengatasi tantangan keuangan yang dihadapi.”
Dengan langkah-langkah yang tepat dan pendekatan yang proaktif, tantangan keuangan yang dihadapi UMKM sebenarnya dapat diatasi. Penting bagi UMKM untuk terus belajar dan mengembangkan diri dalam mengelola keuangan mereka, agar dapat berkembang dan bertahan di tengah persaingan pasar yang semakin ketat.